Sosmed:

Latest Post

Showing posts with label Hikmah. Show all posts
Showing posts with label Hikmah. Show all posts

Saturday 12 March 2016

Apakah Allah Mencintaiku...?


http://semua-tentang-agam-islam.blogspot.co.id/
Apakah Allah Mencintaiku


Syeikh Ali Musthafa Thanthawi -rahimahullah- pernah berkata:

"Apakah Allah mencintaiku?"
Pertanyaan ini terus mengusikku!
Aku teringat bahwa kecintaan Allah Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya hadir karena beberapa sebab dan sifat yang disebutkan didalam al Quran al Karim..

Aku membalikkannya kedalam memoriku, untuk membandingkan apakah diriku sudah seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur'an, agar aku dapat menemukan  jawaban atas pertanyaanku itu.

  • Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang bertakwa" dan aku tidak berani menganggap diriku bagian dari mereka (yang bertakwa)..!


  • Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang sabar" maka aku teringat betapa tipisnya kesabaranku...!


  • Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang berjihad" maka aku pun tersadar akan kemalasanku dan rendahnya perjuanganku...!


  • Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang berbuat baik" Betapa jauhnya diriku dari sifat ini.

Saat itulah aku berhenti meneruskan pencaharian dan pengamatanku : Aku takut bila nanti aku tidak menemukan sesuatu pun didalam diriku yang dapat menyebabkan Allah mencintaiku !
Aku periksa semua amal-amalku....

Ternyata di dalamnya banyak yang bercampur dengan kemalasan/kelemahan, kotoran-kotoran dan dosa-dosa. seketika itu terbersitlah dalam ingatanku firman Allah Ta'ala :

( إنّ الله يحب التوابين )

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat."

Seakan-akan aku menjadi faham bahwa ayat itu adalah untuk diriku dan orang-orang yang sepertiku, seketika mulutkupun mulai komat-kamit membaca:

أستغفر الله وأتوب إليه
أستغفر الله وأتوب إليه
أستغفر الله وأتوب إليه


Astaghfirullah wa Atuubu ilaihi
"Aku memohon ampunan Allah dan aku bertaubat kepada Nya".

Diterjemahkan dari: mktaba
Ustadz Aan Chandra Thalib

Tuesday 16 February 2016

Musuh Dalam Selimut

http://semua-tentang-agam-islam.blogspot.co.id/
Musuh Dalam Selimut

Tentang Islam
Ustadz Abdullah Zaen, MA

“Bagai musuh dalam selimut” adalah sebuah peribahasa yang memiliki makna: orang dekat yang berkhianat diam-diam. Musuh yangg berasal dari kalangannya sendiri. Musuh dekat yangg dapat membuat celaka.

Jadi, musuh kita, bisa jadi adalah orang yang terdekat dengan kita! Hal itu telah diingatkan Allah Jalla wa ‘ala dalam firman-Nya,

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ”.

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu 
ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah thd mereka”. QS. At-Taghabun (64): 14.

Istri dan anak yang merupakan musuh kita adalah mereka yang menghalangi kita dari jalan Allah dan melemahkan semangat dalam beribadah. Maka berhati-hatilah untuk mengikuti arahan mereka! Demikian penafsiran yang disampaikan Imam ath-Thabary.

Manusia bertabiat mencintai anak dan istri. Maka Allah menasehati para hamba-Nya agar jangan sampai kecintaan tersebut berakibat terseret mengikuti keinginan-keinginan mereka yang menyimpang dari agama.

Manakala Anda akan berzakat, lalu istri menyampaikan seribu satu alasan; ingin beli kulkas baru lah, anak minta uang jajan lebih lah, perlu beli televisi yang lebih besar lah. Berhati-hatilah, istri Anda sedang terjangkiti virus musuh.

Manakala Anda membangunkan anak untuk berangkat shalat Shubuh di masjid, kemudian istri menghalangi dengan alasan kasihan masih ngantuk; maka berhati-hatilah, itu merupakan salah satu indikasi adanya sifat musuh dalam diri istri.

Manakala Anda ingin berpegang dengan prinsip akidah dan sunnah, lalu istri berargumen, “Janganlah pak, 'ntar kita jadi bahan omongan tetangga” ; berhati-hatilah, itu pertanda istri berpeluang untuk menjadi musuh.

Adapun istri yang merupakan teman setia Anda adalah: istri yang membangunkan Anda manakala suara adzan dikumandangkan, saat Anda masih tertidur lelap.

Sumber: BBM @kajianislam

Dunia telah diberikan pada empat orang ini

semua-tentang-agam-islam.blogspot.co.id
Dunia telah diberikan pada empat orang ini
Tentang Islam - Mari merunung sejenak, termasuk yang manakah kita ?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
إِنَّمَا الدُّنْيَا لأَرْبَعَةِ نَفَرٍ عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالاً وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِى فِيهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالاً فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِى مَالاً لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلاَنٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالاً وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِى مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لاَ يَتَّقِى فِيهِ رَبَّهُ وَلاَ يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَلاَ يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالاً وَلاَ عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِى مَالاً لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلاَنٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ
.
“Dunia telah diberikan pada empat orang:
.
Orang pertama, diberikan rizki dan ilmu oleh Allah. Ia kemudian bertakwa dengan harta tadi kepada-Nya, menjalin hubungan dengan kerabatnya, dan ia pun tahu kewajiban yang ia mesti tunaikan pada Allah. Inilah sebaik-baik kedudukan.
.Orang kedua, diberikan ilmu oleh Allah namun tidak diberi rizki berupa harta oleh Allah. Akan tetapi ia punya niat yang kuat (tekad) sembari berujar, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku akan beramal seperti si fulan.’ Orang ini akan mendapatkan yang ia niatkan. Pahalanya pun sama dengan orang yang pertama.
.
Orang ketiga, diberikan rizki oleh Allah berupa harta namun tidak diberikan ilmu. Ia akhirnya menyia-nyiakan hartanya tanpa dasar ilmu, ia pun tidak bertakwa dengan harta tadi pada Rabbnya dan ia juga tidak mengetahui kewajiban yang mesti ia lakukan pada Allah. Orang ini menempati sejelek-jelek kedudukan.
.
Orang keempat, tidak diberikan rizki oleh Allah berupa harta maupun ilmu. Dan ia pun berujar, ‘Seandainya aku memiliki harta, maka aku akan berfoya-foya dengannya.’ Orang ini akan mendapatkan yang ia niatkan. Dosanya pun sama dengan orang ketiga.” [HR. Tirmidzi no. 2325, shahih kata Syaikh Al Albani]


Semoga renungan ini bermanfaat...
Sumber: G+

Monday 15 February 2016

Hati Tidak Merasa Bersalah Jika meninggalkan Sholat

Tentang Islam - Apabila seorang tidak pernah merasa bersalah jika melakukan dosa meninggalkan sholat berarti imannya sangat lemah dan hatinya gelap seperti malam karena banyak dosa-dosa yang telah di perbuat olehnya

http://semua-tentang-agam-islam.blogspot.co.id/
Hati Tidak Merasa Bersalah Jika meninggalkan Sholat


Nabi SAW bersabda : 
“Sesungguhnya orang mukmin apabila melakukan sesuatu dosa, terbentuklah bintik hitam pada hatinya. Apabila dia bertaubat, kemudian menghentikan dosa-dosanya dan beristighfar, maka bersihlah daripadanya bintik hitam itu. Dan apabila dia terus melakukan dosa, bertambahlah bintik hitam itu pada hatinya, sehingga tertutuplah seluruh hatinya, itulah karat yang disebut Allah SWT di dalam kitabNya: Sesekali tidak, sebenarnya apa yang mereka lakukan telah mengkaratkan(menutup) hati mereka. Surah Al-Mutoffifin ayat 14.” (Hadith riwayat Al-Baihaqi)

Dalam hadis yang lain Nabi SAW bersabda : 
“Ketahuilah di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila dia buruk maka buruklah seluruh jasad. Ketahuilah bahawa itu adalah hati.” (Hadith riwayat Bukhari dan Muslim, dari Nu’man bin Basyir)

Oleh sebab itu jauhilah segala bentuk dosa-dosa mau itu kecil atau pun besar agar hati kita senantiasa bersih dan terbebas dari berbagai macam bentuk syirik, nifaq dan sifat mazmumah
  • Nifaq bisa juga di artikan dusta yaitu berbuat amal kebajikan didepan orang lain, supaya orang lain itu mengira bahwa ia orang yang ikhlas beramal, tetapi sebenarnya ia tidak ikhlas sama sekali.
  • Mazmumah (Sifat Tidak Terpuji) adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia
Jadi marilah kita banyak beristighfar dan bertaubat kepada Allah SWT, memperbanyak membaca al-Quran, mendatangi majelis ilmu yang ada di sekitar anda, berzikir dan sholat tahajjud serta sholat taubat agar hati kita terhindar dari sifat tersebut juga terjaga dari bintik hitam karena memlakukan dosa.


Semoga bermanfaat
Sumber: Islamituindah.my
Penerjemah/Editor: Akbar

Sunday 14 February 2016

9 Ganjaran Untuk Hati Para Mukmin


http://semua-tentang-agam-islam.blogspot.com/
9 Ganjaran Untuk Hati Para Mukmin


Tentang Islam - Allah memberikan 9 kenikmatan pada hati seorang mukmin. Apa saja kenikmatan itu?



1. Kehidupan

أَوَ مَن كَانَ مَيْتاً فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُوراً يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا ١٢٢
“Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami Hidupkan dan Kami Beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana?”
(Al-An’am 122)




2. Kesembuhan

وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِينَ ١٤
“Serta melegakan (menyembuhkan) hati orang-orang yang beriman.”
(At-Taubah 14)




3. Kesucian

إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِندَ رَسُولِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَى-٣-
“Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah Diuji hatinya oleh Allah untuk bertakwa.”
(Al-Hujurat 3)




4. Hidayah

وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ١١
“Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan Memberi petunjuk kepada hatinya.”
(At-Taghabun 11)




5. Keimanan

أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ ٢٢
“Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah Ditanamkan Allah keimanan.”
(Al-Mujadalah 22)




6. Ketenangan

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ ٤
“Dia-lah yang telah Menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang Mukmin.”
(Al-Fath 4)




7. Kecintaan

وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ ٧
“Tetapi Allah Menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu.”
(Al-Hujurat 7)




8. Kesatuan Hati dengan Orang Mukmin

وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ٦٣
“Dan Dia (Allah) yang Mempersatukan hati mereka (orang yang beriman).”
(Al-Anfal 63)




9. Ketentraman

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ٢٨
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(Ar-Ra’d 28)


Sumber: G+ Islam Itu Indah

Monday 8 February 2016

Do'a Penuh Cinta

Tentang Islam
http://semua-tentang-agam-islam.blogspot.com/
Do'a Penuh Cinta


Bismillah
Ya Allah Ya rabbul ‘izzati
Telah Engkau labuhkan mahligai cintai di hatiku

Maka jadikan cinta ini sebagai penawar gersang kehidupanku
Telah Engkau tanam benih cinta di kalbuku
Maka jadikan bunga-bunga cinta sebagai penghias kisahku

Ya Allah ya Rahmanu Ya rahim
Ku titipkan cinta ini padaMu
Hiasilah dengan keimanan
Perindahlah dengan ketakwaan
Kuatkanlah dengan kepasrahan
Dan wujudkanlah dengan ikatan yang Engkau Ridhai

Ya Allah Ya muhaiminu ya Salam
Jika cinta ini mengantarku pada derajat kekasihMu
Maka jaga cinta ini agar tetap pada Ridhamu
Jika cinta ini menjadi mahar cintaku padaMu
Maka mulikanlah cinta kami dengan kesetiaan

Ya Allah Ya mujibu da’awat
Kabulkanlah impian cinta kami
Persatukan kami dalam indahnya pernikahan
Agar kami setia hingga sampai ke syurgaMu

Jangan Khawatir Dengan Rizki Esok Hari

http://semua-tentang-agam-islam.blogspot.co.id/
Jangan Khawatir Dengan Rizki Esok Hari

Tentang Islam Jika anda hari ini merasa aman/tenteram, tubuh anda sehat wal ‘afiyat, serta
makanan hari ini telah tersedia, maka apakah lagi yang anda cari…?

Itulah puncak kebahagiaan yang banyak hilang dan dikejar banyak orang…bahkan
orang-orang kaya…bahkan orang-orang yang tenar…!!,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِهِ ، فَكَأَنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا

“Barang siapa diantara kalian yang tatkala di pagi hari merasa aman/tenang,
tubuhnya sehat, dan ia sudah memiliki makanan untuk hari tersebut maka seakan-
akan dunia seluruhnya telah dikumpulkan untuknya” (HR Al-Bukhari di Al-Adab Al-
Mufrod, dan At-Thirmidzi)

Isilah hari tersebut dengan bersyukur dan banyak beribadah kepada Allah, jangan
terlampau khawatir dengan esok hari…!!!

Al-Imam As-Syafi’i rahimahullah berkata:

إِذَا أَصْبَحْتُ عِنْدِي قُوْتُ يَوْمٍ … فَخَلِّ الْهَمَّ عَنِّي يَا سَعِيْدُ

“Jika dipagi hari dan aku telah memiliki makanan untuk hari ini…
Maka hilangkanlah kegelisahan dariku wahai yang berbahagia”

وَلاَ تَخْطُرْ هُمُوْمُ غَدٍ بِبَالِي … فَإِنَّ غَدًا لَهُ رِزْقٌ جَدِيْدُ

“Dan tidaklah keresahan esok hari terbetik di benakku….
Karena sesungguhnya esok hari ada rizki baru yang lain”

أُسَلِّمُ إِنْ أَرَادَ اللهُ أَمْراً … فَأَتْرُكُ مَا أُرِيْدُ لِمَا يُرِيْدُ

“Aku pasrah jika Allah menghendaki suatu perkara…
Maka aku biarkan kehendakku menuju kehendakNya”

Seorang yang beriman dan beramal sholeh serta berusaha pada hari ini…maka tidak
usah khawatir dengan esok hari…pasrahkan urusan kepada kehendak Allah..

Yang gelisah hanyalah orang yang bermaksiat kepada Allah…khawatir akan adzab dan
hukuman Allah yang datang sewaktu-waktu.

Sungguh aneh seseorang yang tatkala masih menjadi janin dalam perut ibunya saja, ia
telah diberi rizki oleh Allah…tatkala ia masih kecil dan tidak bisa berbuat apa-
apa saja,ia tetap di beri rizki oleh Allah…lantas setelah ia dewasa dan mampu berusaha
dan bekerja tiba-tiba ia takut dan khawatir ia tidak akan memperoleh rizki dari
Allah ???

Tuesday 2 February 2016

Tiga Hari Bersama Calon Penghuni Surga


Dia tidak pernah berbuat curang dan iri hati kepada orang lain.

http://semua-tentang-agam-islam.blogspot.co.id/
Tiga Hari Bersama Calon Penghuni Surga

Tentang Islam - “Akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni surga.” Ucapan Rasulullah SAW ini serta-merta membuat riuh para sahabat yang tengah berada di masjid. Mereka bertanya-tanya siapa gerangan sang penghuni surga itu. 

Apakah dia salah satu sahabat yang paling rajin shalatnya atau yang paling rajin puasanya? Atau, yang paling banyak sedekahnya atau mungkin yang tak pernah absen dalam jihad?

Tak lama, para sahabat pun melihat seorang laki-laki Anshar dengan wajah basah. Air wudhu menetes dari janggutnya. Tangannya menjinjing sepasang sandal jepit. Tak ada yang spesial secara fisik. 

Para sahabat pun bertanya-tanya alasan apa yang membuat laki-laki tersebut menjadi penghuni surga. Tentu saja itu derajat tinggi yang sangat diinginkan setiap Muslim, apalagi para sahabat Rasul. Mereka semua menginginkan jaminan surga.

Keesokan hari belum terjawab rasa penasaran para sahabat, Rasulullah kembali mengucapkan hal sama. “Akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni surga.” Mereka pun kembali riuh bertanya-tanya, siapa lagi yang dipastikan merasakan nikmat Allah yang kekal. 

Namun, justru laki-laki dengan wajah basah wudhu dan membawa sandal itu lagi yang muncul. Para sahabat semakin bertanya-tanya, namun tak ada satu pun yang berani bertanya pada Rasulullah.

Hingga ketiga kalinya, Rasulullah mengucapkan hal yang sama. Namun, tetap saja yang muncul laki-laki tadi. Para sahabat pun yakin laki-laki itulah calon penghuni surga.

Tapi, tak satu pun sahabat yang mengetahui alasan di balik rahmat Allah memasukkan laki-laki itu dalam golongan yang selamat pada hari akhir. 

Namun, mereka tetap merasa tak enak hati jika menanyakannya hal itu kepada Rasulullah. Tinggallah para sahabat terus dirundung keingintahuan. Salah satu sahabat yang amat penasaran, yakni Abdullah bin Amr bin Ash, memilih inisiatif untuk mencari tahu sendiri.

Hari ketiga setelah Rasulullah mengucapkan hal yang sama, Abdullah bin Amr bin Ash bermaksud mengikuti si laki-laki penghuni surga. Ia pun membuntutinya hingga tiba di rumah laki-laki itu. 

Abdullah berpikir bagaimana cara agar ia dapat mengetahui amalan apa yang mengantarkan pria itu meraih keistimewaan sebagai penghuni surga.

Ia pun kemudian menyapa pria tersebut dan bermaksud meminta izin untuk menginap di rumahnya. Abdullah bermaksud tinggal di sana agar dapat mengetahui amalan si penghuni surga.

“Aku telah bertengkar dengan ayahku, kemudian aku bersumpah untuk tidak mendatanginya selama tiga hari. Jika boleh, aku ingin tinggal bersamamu selama tiga hari,” ujar Abdullah kepada laki-laki itu. 

Si penghuni surga tersebut dengan senang hati menyambut Abdullah. “Tentu, silakan,” ujarnya gembira. Maka, tinggallah Ibnu Amr di rumah calon penghuni surga itu selama tiga hari.

Selama tinggal di sana, Abdullah mengamati setiap ibadah dan amalan yang dilakukan si calon penghuni surga. Hari pertama, Abdullah tak menemukan adanya amalan spesial dari laki-laki itu. Hari kedua, ibadahnya masih sama, tak ada yang istimewa. 

Hingga hari terakhir, Abdullah tak juga menemukan ibadah yang luar biasa dari si laki-laki yang berhasil meraih keutamaan surga tersebut.

Abdullah hanya melihat ibadah si laki-laki yang biasa,  hanya menjalankan ibadah wajib saja. Di sepertiga malam, pria itu tak pernah bangun shalat Tahajud.

Meski Abdullah bin Amr selalu mendengar laki-laki itu berzikir dan bertakbir acap kali terjaga dari tidur, pria itu baru bangun saat waktu shalat subuh tiba. 

Luput dari shalat malam, pria penghuni surga itu pun tak menjalankan puasa sunnah. Namun, Abdullah juga tak pernah mendengar pria itu berbicara, kecuali ucapan yang baik.

Tiga hari terlewat tanpa menemukan jawaban apa pun. Bahkan, hampir saja Abdullah  meremehkan amalan si penghuni surga jika tak mendapat jawaban sebelum pamit. 

Ketika izin pulang setelah menginap tiga hari, Abdullah mengakui maksudnya untuk mencari keutamaan amalan si laki-laki itu hingga beruntung menjadi salah satu penghuni surga Allah yang dipenuhi segala kenikmatan.

Kepada pria itu Abdullah berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan ayahku. Tujuanku menginap di rumahmu adalah karena aku ingin tahu amalan yang membuatmu menjadi penghuni surga, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah. Aku bermaksud dengan melihat amalanmu itu aku akan menirunya supaya bisa menjadi sepertimu. Tapi, ternyata kau tidak terlalu banyak beramal kebaikan. Apakah sebenarnya hingga kau mampu mencapai sesuatu yang dikatakan Rasulullah sebagai penghuni surga?” tanyanya.

Laki-laki itu pun tersenyum dan menjawab ringan, “Aku tidak memiliki amalan, kecuali semua yang telah engkau lihat selama tiga hari ini.” Jawabannya itu tak memuaskan hati Abdullah ibn Amr. 

Namun, ketika Abdullah melangkah keluar dari rumah, laki-laki tersebut memanggilnya. Ia berkata kepada Abdullah, “Benar, amalanku hanya yang engkau lihat. Hanya saja, aku tidak pernah berbuat curang kepada seorang pun, baik kepada Muslimin ataupun selainnya. Aku juga tidak pernah iri ataupun hasad kepada seseorang atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya.”

Mendengarnya perkataan tersebut, takjublah Abdullah bin Amr bin Ash. Ia yakin sifat tak pernah iri, dengki, dan hasad membuat pria itu masuk surga. 

Ia pun malu karena banyak dari Muslimin yang tak memperhatikan akhlak tersebut. Tak hanya ibadah semata yang mengantarkan manusia merasakan surga Allah, tetapi juga amalan kebaikan, termasuk sifat dan akhlakul karimah.

“Kemungkinan amalan inilah yang membuatmu mendapatkan derajat yang tinggi. Ini adalah amalan yang sangat sulit untuk dilakukan,” ujar Abdullah girang mendapat jawaban sekaligus pelajaran berharga.

Tak sia-sia Abdullah menginap tiga hari bersama sang calon penghuni surga. Karena, ia mendapatkan pelajaran yang amat patut dicontoh dirinya maupun Muslimin secara umum.

Berdasarkan kisah tersebut, banyak pelajaran yang dapat dipetik Muslimin. Sifat hasad, baik iri dan dengki, sangat dilarang dalam Islam. 

Bahkan, dari kisah ini tampak seorang yang tak pernah memiliki sifat itu merupakan penghuni surga Allah.

Tentang Islam