Sosmed:

Latest Post

Showing posts with label Ilmu. Show all posts
Showing posts with label Ilmu. Show all posts

Tuesday 2 February 2016

Doa Jika Berhadapan Dengan Musuh



http://semua-tentang-agam-islam.blogspot.com/
Doa Jika Berhadapan Dengan Musuh

Tentang Islam - Pertanyaan: Apakah doa yang harus kita baca jika berhadapan dengan orang yang buruk akhlaknya suka membuat fitnah dan melakukan permusuhan sesama muslim?
Jawab : Baca doa ini 3 kali pagi dan 3 kali petang : Membaca Doa Agar Terhindar Dari Kesulitan
اللهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِن الهَمّ وَ الحَزَنْ, وَ العَجْزِ وَ الكَسلْ, وَ البُخْلْ وَ الجُبْنِ,وَ ضَلَعِ الدَينِ, وَ غَلَبَتِ الرِ جَا لْ
“Allahumma inni a-‘udzuubika minal hammi walhazan, wal-‘ajzi wal kasal, wal bukhli wal jubni, wa dhola’iddayin, wa gholabatilrrijal“
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari rasa gelisah dan sedih, lemah dan malas, pengecut dan kikir, dibebani hutang (dhala’id dain) dan dikuasai manusia (ghalabatir rijal).” (HR. Bukhari No. 364, 2736, 6002, Muslim No. 1365, Ahmad No. 12616, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 12535, Abu Ya’la No. 3703, Ath Thabarani dalam Ad Du’a No. 1349, dan lain-lain.)
Doa apabila takut terhadap sesuatu golongan : 

“Hasbunallahu wani’ mal wakil ”

Artinya , ” Cukuplah Allah untuk (menolong) kami, dan Dia sebaik-baik pengurus (yang terserah kepaad-Nya segala urusan kami).” (Hadis Riwayat Imam Bukhari no. 4563)

Tentang Islam

Tips Agar Tampil Cantik Dan Menarik Meunurut Islam

Tentang Islam - 

http://semua-tentang-agam-islam.blogspot.co.id/
Tips Agar Tampil Cantik Dan Menarik Meunurut Islam


  • Menjaga aurat
Jika anda wanita muslimah cobalah untuk menutup aurat saudari sedini mungkin. Dengan anda menutup aurat, Tuhan akan menjaga anda dari hal-hal yang tidak disukai-Nya dan Dia akan memunculkan keindahan-Nya pada diri saudari. Jika keindahan dan kemolekan cahaya Tuhan muncul dari diri anda, siapa yang tidak tertarik ? Oleh sebab itu niatkanlah dengan menutup aurat, anda memperoleh penjagaan Tuhan yang Dia wakilkan kepada para malaikatNya untuk menjaga saudari lahir batin dan saudari akan mendapatkan kecantikan yang sebenarnya. Banyak yang mengatakan dengan berbusana muslimah seorang wanita bisa tampil lebih cantik dan menarik.

  • Menjaga air wudlu.
Maksudnya saudari selalu dalam keadaan suci dari hadas kecil dengan cara saudari selalu punya air wudlu. Ketika saudari terkena hal yang membatalkan wudlu segera saudari mengambil air wudlu. Nabi kita Muhammad SAW telah menerangkan bahwa esok pada hari kiamat ketika manusia dikumpulkan di padang mahsyar, terlihat beberapa golongan yang wajah mereka mencorong sepeti cahaya. Ketika beliau ditanya siapakah mereka Ya Rasulullah, beliau menjawab mereka adalah orang-orang yang menjaga air wudlunya (langgeng air wudlu). Air wudlu memberikan dampak yang signifikan pada wajah dan kulit seseorang. Dengan mudah anda bisa membedakan mana wajah yang selalu terguyur air wudlu dengan yang tidak. Ini membuktikan bahwa air wudlu berpengaruh pada wajah dan kulit. Kecantikan yang ditampilkan air wudlu adalah kecantikan lahir dan batin. Tubuh anda yang selalu dalam keadaan suci akan memancarkan aura putih bersinar yang tidak anda sadari menarik perhatian orang-orang yang berada di sekeliling anda. Apalagi jika anda memperbaharui air wudlu, maksudnya air wudlu anda yang pertama belum batal tetapi anda mengambil air wudlu lagi, inilah yang dimaksud dengan cahaya diatas cahaya.  Jelas kecantikan seperti ini jauh lebih tinggi kwalitasnya dibandingkan dengan riasan wajah yang dipoles dengan make up dan sorotan lampu. Kecantikan yang nomor dua ini hanyalah buatan yang sifatnya sementara saja, menimbulkan kebosanan bagi yang melihat dan tidak lama kemudian akan luntur. Sedangkan kecantikan yang dihasilkan oleh inner beauty; pesona aura yang muncul berkat cahaya wudlu akan selamanya dan tidak membosankan. Semakin dijaga air wudlu, cahayanya akan semakin cemerlang dan daya tarik pun semakin kuat.

Mungkin ada yang bertanya : “bagaimana kalau saya dalam keadaan berhadas besar sebab datang bulan ?”. Wow…jangan kawatir sebab hadas dalam ajaran islam dibagi menjadi 2 yaitu hadas besar dan hadas kecil. Seorang wanita yang berada dalam keadaan hadas besar seperti datang bulan, nifas, junub dsbnya bisa menghilangkan hadas kecilnya dengan cara berwudlu tetapi wudlu tersebut tidak bisa menghilangkan hadas besar. Kesimpulannya seorang wanita yang sedang berhalangan bisa menghilangkan hadas kecilnya dengan cara berwudlu tetapi dia tetap berhadas besar. Itulah sebabnya mengapa seorang yang mau mandi besar (mandi junub) disunahkan terlebih dahulu menghilangkan hadas kecilnya dengan berwudlu. Begitu pula jika orang yang berhadas besar ingin makan tetapi tidak sempat mandi, dianjurkan untuk berwudlu terlebih dahulu. Kasus ini banyak terjadi pada malam hari di bulan puasa.

  • Puasa Sunnah
Tips yang ketiga ini adalah senjata pamungkas untuk tampil sehat,  cantik dan menarik.  Siapa yang tidak tahu kalau puasa itu menyehatkan ? Sebagaimana dimaklumi dari hadis Rasulullah SAW  : ” Puasalah niscaya kamu sehat “. Wanita berbadan sehat cenderung lebih menarik dari pada wanita sakit-sakitan. Jika ditanyakan kepada laki-laki pilih mana cewek layu penyakitan atau yang sehat dan segar ? Kakek-kakek pun bisa menjawabnya. Oleh karena itu kesehatan dan kecantikan sangat erat hubungannya. Jika saudari ingin sehat, tampil cantik dan menarik, berpuasalah. Cobalah resep ini sambil kita membuktikan ajaran Rasulullah SAW. Dari beberapa muslimah yang kami kenal, kami mendapati bahwa wanita yang rajin puasa mempunyai kepribadian lebih menarik ketimbang yang tidak. Wanita yang rajin berpuasa mendapatkan kedudukan istimewa ditengah masyarakat dan di hati teman-tamannya baik pria maupun wanita. Buktikan ketika anda melihat seorang wanita yang anda tidak tahu apakah dia sedang berpuasa atau tidak, dan ketika anda tahu kalau dia sedang berpuasa maka akan muncul dalam diri anda perasaan segan bercampur senang. Terkadang muncul perasaan iri kepada diri sendiri dibarengi dengan pertanyaan ; “kenapa aku tidak bisa seperti dia ?”. Sudah barang tentu yang kami maksud puasa disini adalah puasa diluar bulan Ramadhan. Jika di bulan Ramadhan semua maklum karena berada ditempat yang sama. Inilah keistimewaan ibadah puasa, selain yang melakukannya mendapatkan kedudukan tertentu disisi Tuhan dan manusia, ibadah ini juga meningkatkan kecerdasan akal, mental dan spiritual. Sungguh beruntung seorang laki-laki yang mendapatkan wanita ahli puasa.

Inilah tiga cara sederhana bagi wanita untuk bisa tampil cantik dan menarik juga mendatangkan kesehatan yang alami dan sederhana. Kecantikan yang muncul dari dalam (inner beauty) yang dihasilkan oleh perut kosong disebabkan puasa, dipoles dengan sentuhan air wudlu yang memancarkan aura putih dibungkus dengan busana muslimah menjadikan seorang wanita akan tampil cantik dan menarik, anggun serta berkepribadian kuat. Saudari tidak memerlukan uang yang banyak untuk menjalankan tips ini juga tidak perlu pakaian serta make up mahal sebab munculnya keelokan paras saudari berasal dari dalam. Cincin emas murni 24 karat yang ditaruh dalam tong sampah tetap indah dan berharga, apalagi disematkan di jemari perempuan berparas jelita. Ingin lebih dari ini ? Stel alarm saudari tepat pukul 03.00, bangunlah untuk tahajud maka wajah saudari akan mencorong seperti bulan purnama.

Hakikat Cantik yang Sesungguhnya

Tetapi juga harus dipahami apakah makna kecantikan sejati sesungguhnya. Cantik dan indah, itulah kata-kata yang selalu didambakan wanta. Allah SWT menciptakan wanita lengkap dengan software keindahannya. Namun terkadang, banyak wanita yang tidak memahami bagaimana memelihara kecantikan yang telah dikaruniakan Allah, sehingga tidak sedikit di antara saudara-saudara kita yang terjurumus karena kecantikan mereka.

Setiap wanita terlahir dengan segenap potensi keindahan yang melekat pada dirinya, dengan kadar yang berbeda-beda. Setiap kadar potensi tersebut adalah amanah yang harus dijaga. Dan yang terpenting, bagaimana memaknai dan mengelola potensi yang ada.

Kecantikan, bukanlah semata wajah dan tubuh.Ada sebentuk kecantikan yang wajib dimilki wanita. Kecantikan yang pasti bisa diraih oleh semua wanita, jika ia ikhlas berusaha.Itulah kecantikan sejati, yang merupakan kecantikan sesungguhnya. Apalah artinya keindahan rupa dan raga tanpa disertai kecantikan jiwa dan pekerti. Cantik raga dan jiwa, adalah kecantikan seutuhnya.

Kecantikan secara fisik seringkali menjadi standar penilaian seseorang. Padahal, hati dan amallah yang menjadi ukuran. Bentuk fisik seseorang tidak akan mempengaruhi nilai seseorang di sisi Allah. MAha suci Allah, yang tidak memveda-bedakan wujud ciptaaNya. Raga seseorang hanyalah media, yang hendaknya digunakan untuk melakukan ketaatan, dengan meluruskan hati dan jiwa, sertamelaksanakan amal ibadah.

Jika merasa tak cantik…


Banyak wanita yang nerasa dirinya tidak cantik, biasa-biasa saja, atau bahkan kurang dari biasa.Hal ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan kurang percaya diri. Perasaan tersebut seharusnya tak perlu hadir, jika ia memahami bahwa keindahan fisik adalah karunia sekaligus ujian bagi orang-orang yang memahaminya.Kalaupun Allah menghendaki dirinya mendapatkannya, seharusnya ia bersyukur karena ia terbebas dari ujian kecantikan. Kalaupun fisik yang ia miliki tersebut mendatangkan celaan atau cemoohan, seharusnya pula ia bersabar atasnya. Bukankah setiap orang diuji sesuai kadarnya masing-masing?

Kalau pun kita (merasa) tidak cantik, sadarilah bahwa Allah memberikan potansi selain indahnya fisik dan jelitanya paras; yaitu hati, jiwa, dan akhlak. Kebersihan dan sehatnya hati, ketenangan jiwa serta kemuliaan akhlak akan menjadi sumberdaya yang luar biasa. Bahkan melebihi kecantikan raga. Yang jelas beauty is not skin deep. Cantik hanyalah persoalaan kulit, apa yang tersembunyi di dalamnya adalah yang utama. Beauty is not in the face, but a light in the heart ….

“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu” (QS Al-Infithar; 7-8)

Pastinya, bentuk rupa dan raga tiap manusia merupakan bagian dari iradah karunia Allah. Tidaka ada pertanggungjawaban manusia atasnya. Kelak, kita tak akan ditanya, “kenapa hidungmu pesek, kenapa tubuhmu gendut?” atau “Kenapa kamu tak cantik, kenapa tak seksi?” Tetapi kita akan ditanya tentang amal apa yang telah dilakukan oleh tubuh kita dan kita harus bertanggung jawab atas setiap amal perbuatan kita.

Percantik Diri dengan Akhlak Terpuji

Wanita cantik memang banyak, tapi jarang yang molek pula akhlaknya. Ibarat bungan yang indah, tapi tak wangi. Oleh karena itu, daptkanlah kecantikan sejati. KEcantikan berupa wajah hati dan rupa budi yang menawan. Ingat kecantikan itu memancar dari dalam ke luar, nukan sebaliknya. Sehingga tanamilah hati dengan keimanan dan kebenaran (Al-Haq), yang dilandasi ilmu yang benar (shahih). Kemudian, hiasilah dengan perbuatan (akhlak) yang baik, sebagai buah dari suburnya hati dan berseminya tunas iman. Wajah, perilaku dan kepribadian kita akan Nampak cantik sekali. Pesona kecantikan yang sesungguhnya, bukan pesona semu yang kasat mata. Bahkan, biar rupa tak jelita, tapi perangainya istimewa.

Wanita Cantik sejati memiliki komitmen kuat dalam berpegang teguh terhadap syari’atNya. Ia jaga kehormatan dan harga dirinya (iffah).

Tentang Islam

Friday 29 January 2016

9 Nama Surga

Surga adalah sebuah nama yang telah dikenal oleh setiap manusia, baik muslim maupun kafir sebagai tempat yang penuh dengan kenikmatan. Namun hanya muslim lah yang berhak untuk tinggal di surga, adapun orang kafir, tempat kembalinya adalah neraka.


http://semua-tentang-agam-islam.blogspot.co.id/
9 Nama Surga

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (6) إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7) جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya.” (QS. Al-Bayyinah: 6-8)

Pengertian Surga

Surga berarti kebun yang di dalamnya terdapat banyak pohon dan kurma. Sebagian ulama bahasa mengatakan, “Tidaklah disebut jannah/surga dalam bahasa arab kecuali di dalamnya terdapat pohon kurma dan anggur.” Sebagian yang lain mengatakan, disebut surga/jannah karena lebatnya pohon yang ada di dalamnya dan ranting / dahannya memberikan naungan bagi yang berada di bawahnya.

Nama-Nama Surga

1. Darussalam (دَارُ السَّلامِ)
Allah Ta’ala berfirman,

لَهُمْ دَارُ السَّلامِ عِنْدَرَبِّهِمْوَهُوَوَلِيُّهُمْبِمَاكَانُوايَعْمَلُونَ

“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal shalih yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 127)
Sebagian ulama mengatakan, “Disebut darussalam karena surga adalah tempat yang terbebas dari hal yang kotor, hal yang membahayakan dan hal yang tidak disukai”. Pendapat yang lain mengatakan artinya Darullah, karena As-Salam adalah salah satu nama Allah.

2. Jannatul Khuld (جَنَّةُ الْخُلْدِ)
Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ أَذَلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاءً وَمَصِيرًا

“Katakanlah (Muhammad), “Apakah (adzab) seperti itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan, dan tempat kembali bagi mereka?” (QS. Al-Furqan: 15)

Disebut dengan nama ini karena penduduk surga itu kekal berada di dalam surga, tidak berpindah posisi ke tempat yang lain, dan tidak mencari cari tempat lain selain surga.

3. Jannatul Ma’wa (جَنَّةُ الْمَأْوَى)
Allah Ta’ala berfirman,

عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (١٤) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى

“(yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal.” (QS. An-Najm: 14-15)

4. Darul Muqamah (دَارَ الْمُقَامَةِ)
Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ (٣٤) الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ (٣٥

“Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Rabb kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu”. (QS. Fathir: 34-35)

5. Jannatu ‘Adn (جَنَّاتِ عَدْنٍ)
Allah Ta’ala berfirman,

وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. Ash-Shaff: 12)

6. Maq’adu Shidq (مَقْعَدِ صِدْقٍ)
Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ (٥٤)فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ (٥٥

“Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam taman-taman dan sungai-sungai, ditempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.” (QS. Al-Qamar: 54-55)

7. Qadama Shidq (قَدَمَ صِدْقٍ)
Allah Ta’ala berfirman,

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ

“Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang yang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Rabb kalian.” (QS. Yunus: 2)

8. Al-Maqamul Amin (مَقَامٍ أَمِينٍ)
Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam tempat yang aman.” (QS. Ad-Dukhan: 51)

9. Jannatun Na’im (جَنَّاتُ النَّعِيمِ)
Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيمِ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka akan mendapat surga-surga yang penuh kenikmatan.” (QS. Luqman: 8)

Apakah Firdaus Termasuk Nama Surga?

Firdaus adalah salah satu bagian dari surga yang letaknya paling mulia dan yang paling tinggi. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلا
Sungguh, orang yang beriman dan beramal shalih, untuk mereka disediakan surga Firdaussebagai tempat tinggal.” (QS. Al-Kahfi: 107)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ummu Haritsah,
يَا أُمَّ حَارِثَةَ، إِنَّهَا جِنَانٌ فِي الْجَنَّةِ، وَإِنَّ ابْنَكِ أَصَابَ الْفِرْدَوْسَ اْلأَعْلَى.
Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya di sana terdapat banyak Surga dan sungguh anakmu telah mendapat Firdaus (Surga) yang paling tinggi.” (HR. Al-Bukhari No. 3982)

Demikianlah penjelasan singkat tentang pengertian surga dan nama-nama surga yang terdapat di dalam Al-Quran. Semoga bermanfaat.
Referensi: Kitab Washful Jannah Karya Musthafa Al ‘Adawi
Penulis: Wiwit Hardi P.


Tentang Islam

Wednesday 20 January 2016

Cahaya Al Qur'an

Al Qur’an Adalah Cahaya




Satu wasiat lagi yang disampaikan Syaikh Muhammad Khalifah At Tammimi ketika kami berkunjung ke kampus Al Madinah International University (MEDIU), beliau memberikan wejangan kepada hadirisan dan di dalamnya beliau menjelaskan sebuah ayat mengenai pentingnya dakwah dan menyebarkan ilmu syar’i di tengah umat. Berikut ini kami ringkas lagi yang masih teringat:

Yaitu firman Allah Ta’ala:

(وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ)

“Demikianlah Kami wahyukan ruh (Al Qur’an) kepadamu dari sisi Kami. Sebelumnya kamu (Muhammad) tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus” (QS. Asy-Syura : 52)

Penjelasan ayat
Syaikh Muhammad Khalifah At Tammimi menjelaskan:

“Demikianlah Kami wahyukan ruh (Al Qur’an) kepadamu dari sisi Kami“, demikianlah dalam ayat ini Allah sebut Al Quran adalah “Ruh” karena dengannya hiduplah hati, seperti badan yang hidup dengan ruh.


“Sebelumnya kamu (Muhammad) tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu“. Allah ajarkan Rasulullah Al Quran dan Islam yang sama sekali beliau belum tahu sebelumnya. Maka kebodohan terhadap Islam dan kebodohan terhadap Al Quran itu harus ditumpas, bukan didiamkan.
“tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami“. Kalau Anda berjalan di tempat gelap, tentu perlu lampu bukan? Begitulah, kekufuran adalah kegelapan, sedangkan lampunya adalah Al Quran.
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus“. Perhatikan, sebelumnya tidak tahu apa-apa tentang Al Qur’an, tidak tahu apa-apa tentang iman, akhirnya menjadi penunjuk ke jalan yang lurus yang diikuti banyak orang. Itulah berkah cahaya ilmu, dan itulah berkah cahaya Al Quran.
Semoga bermanfaat.
sumber: fb islamituindah

Tentang Islam

Sunday 17 January 2016

8 Adab Ketika Hendak Menuju Masjid



MASJID dimana tempat yang selalu dikunjungi umat. Banyak hal dan kegiatan dilakukan di sana, tak hanya dipenuhi oleh orang-orang yang melakukan ibadah kepada Allah Swt. namun juga ramai sebagai pusat berbagai aktivitas kemaslahatan.
Ada yang bertujuan untuk menghadiri majelis ta’lim, membaca Al-Qur`an, untuk melaksanakan shalat, dll. Pada bahasan kali ini akan dibahas tentang adab berjalan menuju masjid untuk melakukan shalat berjamaah.
Di antara keutamaan yang dijanjikan bagi orang yang berjalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah adalah tidaklah mereka melangkahkan kakinya kecuali sebagai penghapus dosa dan satu langkah yang lainya sebagai pengangkat derajat. Keutamaan ini hanya didapatkan oleh mereka yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci dan tidaklah dia keluar kecuali untuk shalat. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu:

“Barang siapa yang bersuci di rumahnya kemudian dia berjalan menuju salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) untuk menunaikan shalat fardhu, maka kedua langkahnya adalah salah satunya menghapus dosa dan yang lainnya menaikkan derajat,” (HR. Muslim no. 666).
Untuk itu saat kita hendak mendatangi masjid, sebaiknya terlebih dahulu kita melaksanakan adab-adabnya, selain mengharap ridha Allah Swt dan pelaksaan ibadah di masjid mendapat keberkahan, sesungguhnya hal tersebut adalah yang dicontohkan Rasul, sehingga jelas akan bernilai ibadah dan termasuk umat yang memuliakan sunnahnya.
Adab-adab ketika Hendak menuju Masjid
1. Hendaklah berangkat ke masjid dalam keadaan telah bersuci.
2. Membaca doa keluar rumah.
3. Berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
4. Membaca doa menuju masjid.
5. Memakai pakaian yang yang layak.
6. Masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan.
7. Membaca shalawat dan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam serta doa ketika hendak masuk masjid.
8. Membaca shalawat dan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam serta doa ketika hendak keluar masjid.

semua tentang agama islam

Saturday 16 January 2016

Berbicara Ketika Berwudhu

Sumber dari FB Ustaz Jafri Abu Bakar Mahmoodi



Pertanyaan:
Saya pernah mendengar larangan mengenai berbicara ketika berwudhu.Apakah bisa membatalkan wudhu? Mohon penjelasanya ustadz ?

Jawaban:

Syeikh Attiyah pernah menjawab pertanyaan ini dengan menyatakan bahawa berbincang-bicang ketika berwudhu tidaklah membatalkan wudhu, namun dianggap sebagai makruh.
Dalam setiap perkara perkara ibadah hindarilah dari percakapan untuk mendapati khusyuk ketika melakukan ibadah tersebut.
Sekalipun sangat diperlukan berbicara maka hendaklah pembicaraan itu berbentuk zikir kepada Allah SWT dan perkara-perkara yang baik.

Wallahu a’lam
Ruj: Sheikh Atiyyah Muhammad Atiyyah Saqr, Ahsanul kalam fi fatawa wal ahkam, kaherah
Wallahu a’lam
Semua tentang agama islam

Friday 15 January 2016

Riyaa' yang Kreatif


Syaitan tidak berhenti berusaha menjadikan amalan anak Adam tidak bernilai di sisi Allah. Diantara cara jitu syaitan adalah menjerumuskan anak Adam dalam berbagai model riyaa’. Sehingga sebagian orang “KREATIF” dalam melakukan riyaa’, yaitu riyaa’ yang sangat halus dan terselubung. Diantara contoh kreatif riyaa’ tersebut adalah :
Pertama : Seseorang menceritakan keburukan orang lain, seperti pelitnya orang lain, atau malas sholat malamnya, tidak rajin menuntut ilmu, dengan maksud agar para pendengar paham bahwasanya ia tidaklah demikian. Ia adalah seorang yang dermawan, rajin sholat malam, dan rajin menuntut ilmu. Secara tersirat ia ingin para pendengar mengetahui akan amal ibadahnya.
Model yang pertama ini adalah model riya’ terselubung yang terburuk, dimana ia telah terjerumus dalam dua dosa, yaitu mengghibahi saudaranya dan riyaa’, dan keduanya merupakan dosa besar. Selain itu ia telah menjadikan saudaranya yang ia ghibahi menjadi korban demi memamerkan amalan sholehnya
Kedua : Seseorang menceritakan nikmat dan karunia yang banyak yang telah Allah berikan kepadanya, akan tetapi dengan maksud agar para pendengar paham bahwa ia adalah seorang yang sholeh, karenanya ia berhak untuk dimuliakan oleh Allah dengan memberikan banyak karunia kepadanya.
Ketiga : Memuji gurunya dengan pujian setinggi langit agar ia juga terkena imbas pujian tersebut, karena ia adalah murid sang guru yang ia puji setinggi langit tersebut. Pada hakikatnya ia sedang berusaha untuk memuji dirinya sendiri, bahkan terkadang ia memuji secara langsung tanpa ia sadari. Seperti ia mengatakan, “Syaikh Fulan / Ustadz Fulan…luar biasa ilmunya…, sangat tinggi ilmunya mengalahkan syaikh-syaikh/ustadz-ustadz yang lain. Alhamdulillah saya telah menimba ilmunya tersebut selama sekian tahun…”
Keempat : Merendahkan diri tapi dalam rangka untuk riyaa’, agar dipuji bahwasanya ia adalah seorang yang low profile. Inilah yang disebut dengan “Merendahkan diri demi meninggikan mutu”
Kelima : Menyatakan kegembiraan akan keberhasilan dakwah, seperti banyaknya orang yang menghadiri pengajian, atau banyaknya orang yang mendapatkan hidayah dan sadar, akan tetapi dengan niat untuk menunjukkan bahwasanya keberhasilan tersebut karena kepintaran dia dalam berdakwah
Keenam : Ia menyebutkan bahwasanya orang-orang yang menyelisihinya mendapatkan musibah. Ia ingin menjelaskan bahwasanya ia adalah seorang wali Allah yang barang siapa yang mengganggunya akan disiksa atau diadzab oleh Allah.
Ini adalah bentuk tazkiyah (merekomendasi) diri sendiri yang terselubung.
Ketujuh : Ia menunjukkan dan memamerkan kedekatannya terhadap para dai/ustadz, seakan-akan bahwa dengan dekatnya dia dengan para ustadz menunjukkan ia adalah orang yang sholeh dan disenangi para ustadz. Padahal kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dari dekatnya seseorang terhadap ustadz atau syaikh, akan tetapi dari ketakwaan. Ternyata kedekatan terhadap ustadz juga bisa menjadi ajang pamer dan persaingan.
Kedelapan : Seseorang yang berpoligami lalu ia memamerkan poligaminya tersebut. Jika ia berkenalan dengan orang lain, serta merta ia sebutkan bahwasanya istrinya ada 2 atau 3 atau 4. Ia berdalih ingin menyiarkan sunnah, akan tetapi ternyata dalam hatinya ingin pamer. Poligami merupakan ibadah, maka memamerkan ibadah juga termasuk dalam riyaa’.
Para pembaca yang budiman, ini sebagian bentuk riyaa’ terselubung, semoga Allah melindungi kita dari terjerumus dalam bentuk-bentuk riyaa’ terselubung tersebut. Tidak perlu kita menuduh orang terjerumus dalam riyaa’ akan tetapi tujuan kita adalah untuk mengoreksi diri sendiri.
Hanya kepada Allahlah tempat meminta hidayah dan taufiiq.
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
Senua tentang agama islam

Thursday 14 January 2016

Yakinlah Dengan 3 Hal



Ustadz DR Syafiq Reza Basalamah

AKHI ukhti

Semoga Allah menjaga mu

Yakinlah dengan 3 hal

1. Tiada yang lebih mengasihimu lebih daripada Allah Rabb mu

2. Tiada yang lebih mengetahui dengan kegundahan hatimu melainkan hanya Allah

3. Tiada yang lebih bisa menjauhkan marabahaya lebih dari Tuhanmu

Oleh karena itu

Minta pertolongan padanya

Bersandarlah kepadanya dalam semua perkara dan dalam semu kondisi

Niscaya engkau akan mendapatkan lebih dari yang kau inginkan

Tapi kau perlu menanamkan keyakinan tersebut di dalam hatimu

Ingatlah dengan Ibrahim tatkala dilemparkan di dalam api

Ingatlah dengan Yunus ketika di dalam perut ikan paus

Ingatlah dengan Luth ketika menghadapi kaumnya

Ingatlah dengan Ya'qub ketika dipisahkan dengan Yusuf

Ingatlah dengan Musa ketika dikejar-kejar fir'aun

Tidak ada yang sulit dan mustahil bagi Allah

Dia hanya tinggal berkata kun (jadilah) maka akan terjadi yang diinginkanNya

Dan kau tinggal pasrah dan bersandar diri padaNya

Kelak Dia akan mencukupimu

    وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”  (QS. At Thalaq: 3)

BBM @kajianislam

Keagungan Kalimat “Hasbunallahu Wa Ni’mal Wakiil”


Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah, amma ba’du:
“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran), suatu kalimat yang agung, mengandung makna-makna yang tinggi, indah kandungannya, memberi pengaruh yang kuat. Al-Hasiib adalah Dzat Yang menghitung nafas-nafasmu, yang dengan karuniaNya Ia menjauhkan keburukan darimu, Yang diharapkan kebaikannya, dan cukup dengan karuniaNya, dengan anugerahNya Ia menghilangkan keburukan.
Al-Hasiib adalah Dzat yang jika engkau mengangkat hajatmu kepadaNya maka Iapun memenuhinya, jika ia menghukum dengan suatu keputusan maka ia menetapkannya dan menjalankannya.
وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan (QS Al-Ahzaab : 36)
Maknanya adalah yang mengetahui bagian-bagian dan ukuran-ukuran yang para hamba mengetahuinya semisal ukuran-ukuran tersebut dengan cara menghitung, adapun Allah mengetahuinya tanpa menghitung.
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS At-Tholaq : 3)
Yaitu Allah akan mencukupkan urusan  agama dan dunianya, Yang menghilangkan kesedihan dan kegelisahannya, dan seluruh kecukupan diperoleh maka tidaklah diperoleh kecuali dengan Allah, atau dengan sebagian makhlukNya, dan seluruh kecukupan yang diperoleh dengan (sebab) makhlukNya maka sesungguhnya diperoleh denganNya
وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Dan Allah adalah Sebaik-baik Sandaran”. (QS Ali ‘Imron : 163)
Yaitu, sebaik-baik tempat bersandar kepadanya dalam memperoleh kenikmatan dan untuk menolak kemudhorotan dan bencana.
Al-Wakiil adalah Yang mengurus seluruh alam, dalam penciptaan, pengaturan, pemberian petunjuk dan taqdirnya. Al-Wakiil adalah yang dengan kebaikanNya mengatur segela urusan hambaNya, maka Ia tidak akan meninggalkan hambaNya, tidak membiarkannya, tidak menyerahkan hambaNya kepada yang lain, dan diantaranya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Ya Robku, hanya kepada rahmatMu-lah ku berharap, maka janganlah Engkau serahkan diriku kepada diriku meski hanya sekejap mata”
Yaitu janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku dan memalingkan aku kepada diriku, karena barang siapa yang bertawakkal kepada dirinya maka ia telah binasa.
“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran) yaitu Allah cukup bagi orang yang bertawakkal kepadaNya, yang berlindung kepadaNya, Dialah yang menghilangkan ketakutan dari seorang yang sedang takut, Dia melindungi orang yang meminta perlindungan, Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Barangsiapa yang berloyal kepadaNya, meminta pertolonganNya, bertawakal kepadaNya, serta menyerahkan segala urusannya kepadaNya, maka Allah akan melindunginya dengan penjagaanNya dan naunganNya. Barangsiapa yang takut kepadaNya dan bertakwal kepadaNya maka Allah akan menjadikannya aman dari segala yang ia takutkan dan kawatirkan. Serta Allah akan mendatangkan baginya seluruh kemanfaatan yang ia butuhkan.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS At-Tholaq : 2-3)
Maka janganlah merasa lambat akan datangnya pertolongan Allah, rizkiNya dan kesembuhan dariNya, karena
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣)
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS At-Tholaq : 3), tidak akan dipercepat dan tidak pula terlambat.
Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٦٤)
Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu. (QS Al-Anfaal : 64)
Yaitu Allah akan melindungimu dan melindungi para pengikutmu.
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. (QS Az-Zumar : 36)
Dan rahasia datangnya perlindungan Allah adalah mewujudkan peribadatan, maka semakin bertambah penghambaan (peribadatan) seorang hamba kepada Allah maka semakin bertambah pula perlindungan Allah Azza wa Jalla. Maka tambahlah penghambaanmu niscaya Allah Azza wa Jalla menambah penjagaan dan perlindunganNya bagimu.
“Hasbullah wa ni’mal wakiil” adalah tempat perlindungan seorang hamba tatkala dalam kondisi krisis yang parah, dalam kondisi yang sangat genting. Perkataan ini lebih kuat daripada kekuatan materi dan sebab-sebab duniawi. Perkataan ini adalah tempat bertumpu seorang muslim tatkala hartanya direbut, tatkala ia tak mampu untuk meraih haknya, tatkala sedikit pendukungnya, perkataan ini adalah penghiburnya tatkala musibah menerpa, bentengnya tatkala genting, yaitu tatkala ia mengucapkan perkataan ini dengan keyakinan yang kuat, karena ia meyakini bahwasanya “Laa haula wa laa quwwat illa billah” (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah).
Maka jika seorang hamba ditimpa kesulitan, diliputi oleh musibah lalu ia berkata “Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” (cukuplah Allah penolongku dan sebaik-baik sandaran) maka hatinya akan terkosongkan dari segala sesuatu kecuali Allah semata. Maka hal ini akan menjadikan seorang yang tertimpa musibah dan ujjian akan merasa dalam relung hatinya adanya keyakinan bahwasanya segala perkara di tangan Allah.
(Maha suci Allah pemilik segala kekuasaan, maha suci Allah pemilik kesombongan, maha suci Allah yang Maha hidup dan tidak akan mati). Maka akan ringan baginya kesedihan bagaimanapun beratnya, akan ringan penderitaan bagaimanapun puncaknya, karenanya penyeru dari keluarga Fir’aun berkata :
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ 
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”.(QS Al-Mukmin : 44)
Nabi Ya’qub ‘alaihis salaam berkata :
إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku” (QS Yusuf : 86)
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah doa permintaan, obat bagi segala yang menggelisahkan seorang muslim baik perkara dunia maupun akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
من قال في كل يوم حين ي وحين يمسي : حسبي الله لا إله إلا هو ؛ عليه توكلت ، وهو رب العرش العظيم ؛ سبع مرات ؛ كفاه الله ما أهمه من أمر الدنيا والآخرة
“Barangsiapa yang setiap hari tatkala pagi dan petang mengucapkan “Hasbiyallahu laa ilaaha illah Huwa ‘alaihi tawkkaltu wa huwa Robbul ‘Arsyil ‘Adhiim” (artinya : Cukuplah Allah bagiku tiada sesembahan kecuali Dia, kepadaNya-lah aku bertawakkal, dan Dia adalah Penguasa ‘Arsy yang agung) sebanyak 7 kali, maka Allah akan memenuhi apa yang menggelisahkannya dari perkara dunia dan akhirat”
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” diucapkan oleh Ibrahim ‘alaihis salaam tatkala dilemparkan di api, maka jadilah api tersebut dingin dan membawa keselamatan. Diucapkan pula oleh Rasul kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala mereka berkata kepadanya :
إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ
“Sesungguhnya orang-orang (yaitu kafir Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka” (QS Ali Imron : 173)
Justru semakin menambah keimanan mereka (Nabi dan para sahabat),
فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QS Ali Imron : 174)
Tatkala mereka menyerahkan urusan mereka kepada Allah dan menyandarkan hati mereka kepadaNya, maka Allah memberikan kepada mereka balasan berupa empat perkara, (1) kenikmatan, (2) karunia, (3) dihindarkan dari keburukan, (4) dan mengikuti keridhoan Allah, maka mereka ridho kepada Allah dan Allahpun ridho kepada mereka.
Yang dimaksud dengan menyerahkan urusan kepada Allah subhanahu yaitu setelah berusaha dan berikhiyar, maka tidaklah mereka mencari kesembuhan kecuali dariNya, tidaklah mereka mencari kecukupan kecuali dariNya, tidaklah mereka kemuliaan kecuali darinya, maka seluruh perkara bergantung kepada Allah, mengharap dariNya.
Dan inilah doa yang dengan doa tersebut Allah menjaga kehormatan Aisyah –semoga Allah meridoinya-, tatkala ia naik tunggangannya ia berkata, “Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” (cukuplah Allah bagiku dan sebaik-baik Sandaran). Lalu turulah ayat-ayat yang menjelaskan sucinya Aisyah dari tuduhan keji.
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah doanya orang-orang yang kuat, dan bukan doanya orang-orang yang lemah, doanya orang-orang yang kuat hati mereka, tidak terpengaruh oleh dugaan-dugaan, tidak diganggu oleh kejadian-kejadian, tidak terkontaminasi oleh kelemahan dan ketakutan, karena mereka mengetahui bahwasanya Allah telah menjamin orang yang bertawakal kepadanya dengan jaminan penjagaan yang sempurna. Maka ia yakin kepada Allah, tenang percaya dengan janji Allah, maka sirnalah kesedihannya, hilanglah kegelisahannya, kesulitan pun berganti menjadi kemudahan, kesedihan menjadi kegembiraan, dan ketakutan menjadi ketenteraman.
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah senjata seorang dai yang menyeru kepada jalan Allah. Seorang mukmin yang benar tegar tidak tergoyahkan oleh goncangan-goncangan, ia tetap melangkah, memurnikan tawakalnya, dan baginya ganjaran yang besar. Allah berfirman :
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”. (QS At-Taubah : 129)
Mereka yang menyampaikan agama Allah, mereka mengetahui bahwasanya Allah adalah penolong mereka, maka merekapun takut kepada Allah dan tidak peduli dengan orang-orang yang menghalangi, mereka yakin bahwasanya mereka di atas kebenaran, bahwasanya agama mereka benar, mereka menempuh jalannya para nabi dengan penuh kelembutan dan hikmah.
“Hasbunallah wani’mal wakiil” adalah doa rido terhadap taqdir Allah. Allah berfirman :
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ (٥٨)وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ (٥٩)
Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (QS At-Taubah : 58-59)
Seandainya seorang muslim menerima keputusan Allah, rido dengan hikmahNya maka lebih baik dan agung baginya. Ini merupakan adab jiwa, adab lisan, dan adab iman. Ridho dengan pembagian Allah, rido dengan sikap pasrah dan menerima, bukan ridho terpaksa. Maka cukupkanlah diri dengan Allah, niscaya Allah akan mencukupkan untuk hambaNya. Dan mencukupkan diri dengan Allah merupakan sikap seorang muslim tatkala miskin dan tatkala memberi, tatkala menolak dan tatkala mengambil, dalam kondisi senang dan susah.
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil”, merupakan washiat Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya tatkala dalam kondisi berat, beliau bersabda :
كَيْفَ أُنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ الإِذْنَ مَتَى يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ فَكَأَنَّ ذَلِكَ ثَقُلَ عَلَى أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُمْ قُوْلُوا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا
“Bagaimana aku tenteram sementara malaikat Israfil telah menempel pada sangkakala dan menanti izin kapan ia diperintahkan untuk meniup, maka diapun meniup”.
Maka hal ini memberatkan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Nabi berkata kepada mereka :”Ucapkanlah : “Hasbunallahu wani’mal wakiil, ‘alallahi tawakalnaa” (cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik bersandar, hanya kepadaNyalah kami menyerahkan urusan kami)
Barangsiapa yang Allah cukup baginya maka pikirannya tidak tersibukan dengan makar (rencana jahat) yang disiapkan oleh para pemakar, tidak menggelisahkannya perkumpulan orang-orang yang selalu menanti-nanti keburukan menimpa kaum muslimin, tidak juga rencana jahat ahli kufur dan orang sesat dan penipu atau orang yang menampakkan perkara yang bertentangan dengan batinnya. Karenanya Allah menenangkan NabiNya dan menurunkan firmanNya kepada Nabi :
وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ
Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka Sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). (QS Al-Anfaal : 62)
Yazid bin Hakiim pernah berkata :
ماَ هِبْتُ أحداً قط هَيْبَتِي رجلاً ظلمتُه وأنا أعلم أنه لا ناصر له إلا الله، ويقول : حسبي الله، الله بيني وبينك
“Tidaklah aku takut kepada seorangpun sebagaimana ketakutanku kepada seseorang yang aku menzoliminya, dan aku tahu bahwasanya tidak ada penolong baginya kecuali Allah. Ia berkata, “Hasbiyallahu” (cukuplah Allah penolongku), ia berkata :”Antara aku dan engkau ada Allah”
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” membuahkan kepercayaan kepada Allah subhaanahu, dan bersandar kepadaNya, merasa Allah selalu bersamanya dalam setiap waktu dan setiap kondisi.
Jika seorang hamba telah mengetahui bahwasanya Allah yang mencukupkan rizkinya, mata pencahariannya, penjagaan dan perhatinan, pertolongan dan kejayaan, maka ia hanya akan mencukupkan dengan pertolongan Allah dari pertolongan selainNya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda :
وَمَنِ اسْتَكْفَى كَفَاهُ اللهُ
“Barangsiapa yang mencari kecukupan (dari Allah) maka Allah mencukupkannya”
“Hasbiyallahu wani’mal wakiil” membuahkan penyerahan seorang hamba dirinya kepada Allah, berbaik sangka kepadaNya subhaanahu, karena Allah tersifatkan dengan kekuatan yang sempurna, ilmu dan hikmah yang sempurna, dan Allah tidaklah mentakdirkan bagi hamba kecuali yang membawa kemaslahatan bagi sang hamba baik di dunia maupun akhirat. Allah berfirman :
وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS An-Nisaa’ : 32)
Juga membuahkan pemantapan tauhid dan tawakkal kepada Pencipta. Allah berfirman :
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ
Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. (QS Huud : 1230)
Allah berfiman :
رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلا
(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah Dia sebagai Pelindung. (QS Al-Muzammil : 9)
Allah juga berfirman :
أَلا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلا
“Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (QS Al-Isroo’ : 2)
Khutbah Kedua :
Dan janganlah dipahami dari ini semua, seseorang lalu menyembunyikan kemalasannya dan ketidakmampuannya dibalik “hasbunallahu wani’mal wakiil”. Karena ini merupakan bentuk dari kelemahan dan kehinaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya doa berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari kegelisahan dan kesedihan, aku berlindung kepadaMu dari ketidakmampuan dan kemalasan, aku berlindung kepadaMu dari sifat penakut dan pelit, dan aku berlindung kepadaMu dari terlilit hutang dan penguasaan para lelaki”
Maka seorang muslim menghadapi semua peristiwa dan kondisi dengan “Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” dengan menghadirkan akan agungnya makna kalimat ini, tingginya nilai yang ditunjukkannya, disertai dengan amal yang sungguh-sungguh, dan menempuh sebab-sebab dengan hikmah dan ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ واستعن بِاللَّه ولاتعجز
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan semuanya ada kebaikan. Semangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan Allah dan jangan lemah”
Khutbah Masjid Nabawi 4/3/1436 H – 26/12/2014 M
Oleh : Syaikh Abdul Baari Ats-Tsubaiti hafizohulloh
Semua tentang agama islam